Tahukah kamu bahwa istilah “styrofoam” yang selama ini kita gunakan adalah nama merek dagang dan bukan nama bahan secara umum. Ini mirip seperti kebiasaan kita ketika menyebut pasta gigi sebagai odol.
Di masa modern ini, styrofoam sering digunakan dalam berbagai keperluan seperti pengemasan, wadah makanan dan juga digunakan sebagai media papan bunga yang sering kita lihat dalam mengirimkan ucapan di berbagai macam acara.
Styrofoam pertama kali ditemukan oleh
para peneliti di The Dow Chemical Company pada pertengahan abad ke-20. Styrofoam sendiri dibuat dari polystyrene - jenis nomor 6 dalam klasifikasi
plastik yang tidak dapat didaur ulang. ‘Nama asli’ dari bahan tersebut adalah
EPS (Expanded Polystyrene) atau polystyrene.
https://www.kanalkalimantan.com/awas-waspada-dampak-negatif-styrofoam-bagi-kesehatan/
Bahaya Polystyrene
Tahukah Anda bahwa polystyrene membutuhkan waktu 500 tahun
untuk terurai? Bahan tersebut juga memiliki sifat yang beracun, lho!
https://www.southcoasttoday.com/story/news/nation-world/2012/10/07/plastic-rivers-flow-through-haiti/49365295007/
Menurut Environmental Protection Agency (EPA), polystyrene menempati posisi kelima sebagai penyumbang limbah
berbahaya terbesar di dunia. Ini terjadi karena bahan dasar polystyrene adalah butiran styrene yang diproses menggunakan zat
kimia bernama benzena, yang dikenal berbahaya bagi lingkungan.
Bayangkan jika bahan tersebut
digunakan dengan cara yang tidak bertanggung jawab. Gunungan sampah polystyrene akan bertahan begitu saja
selama ratusan tahun. Selain mengotori lingkungan, sampah tersebut juga akan
meracuni semua mahluk hidup beserta anak cucu kita!
Jadi, apa solusi yang tepat untuk menangani masalah polystyrene atau styrofoam tersebut? Apakah daur ulang merupakan solusi yang tepat?
Apakah Daur Ulang Merupakan Solusi yang Tepat
https://nusantara.medcom.id/jawa-barat/peristiwa/nN9Jlm3b-27-ton-sampah-styrofoam-per-bulan-pd-kebersihan-itu-sedikit
Polystyrene sebenarnya bisa di daur ulang. Namun, proses daur ulang
tersebut cukup rumit dan tidak ekonomis sehingga tingkat daur ulangnya rendah.
Untuk mendaur ulang polystyrene, bahan tersebut wajib
dibersihkan terlebih dahulu. Namun, sifatnya ringan dan berpori sehingga sangat
sulit untuk dibersihkan. Hal tersebut juga merupakan alasan kenapa kemasan styrofoam tidak disarankan untuk
digunakan lagi bahkan setelah dicuci.
Prosesnya bahkan lebih kompleks dari
daur ulang botol plastik. Biaya yang harus dikeluarkan untuk mendaur ulang polystyrene juga sangat besar. Ada
banyak tempat atau bisnis daur ulang yang menolak polystyrene karena dianggap
tidak menguntungkan secara bisnis.
Oleh karena itu, solusi yang lebih tepat bukanlah mendaur ulang polystyrene, melainkan mengurangi produksi dan penggunaannya.
Cara Membatasi Penggunaan Polystyrene
1. Gunakan wadah makanan yang dapat digunakan ulang
Bawa sendiri kotak makan (tupperware), botol, atau
tempat minum dari rumah saat membeli makanan/minuman. Ini dapat mengurangi
ketergantungan pada kemasan sekali pakai seperti styrofoam.
2. Dukung dan pilih bisnis ramah lingkungan
Beli makanan dari restoran atau pedagang yang
menggunakan kemasan ramah lingkungan, seperti kertas daur ulang, daun pisang,
atau plastik biodegradable.
3. Tolak penggunaan styrofoam saat belanja
Saat memesan makanan online atau membeli makanan
bungkus, kamu bisa minta secara khusus agar tidak menggunakan styrofoam. Banyak
aplikasi food delivery juga sekarang
punya opsi catatan untuk hal ini.
4. Edukasi dan kampanye kesadaran
Ikut menyebarkan informasi tentang dampak buruk
styrofoam terhadap lingkungan dan kesehatan, baik lewat media sosial, obrolan
sehari-hari, atau bahkan komunitas lokal.
5. Mengembangkan inovasi mendapatkan alternatif untuk
menggantikan pemakaian styrofoam
Membeli produk yang inovatif dan ramah lingkungan yang
dapat menggantikan styrofoam. Contohnya seperti menggunakan box bio-degradable
pengganti styrofoam atau memesan papan bunga yang bebas polystyrene.
DigiFlora, salah satu
inovasi pengganti papan bunga styrofoam tanpa mengurangi makna/esensi dari
ucapan yang dikirimkan
Jadi, meskipun secara teknis polystyrene bisa didaur ulang, kenyataannya proses tersebut sangat tidak efisien dan jarang dilakukan. Hal ini membuat styrofoam menjadi salah satu penyumbang sampah paling berbahaya dan sulit terurai di bumi kita.
Maka dari itu, langkah terbaik bukanlah menunggu solusi dari daur ulang, tetapi memulai dari diri sendiri untuk mengurangi penggunaannya. Mari bertindak sekarang, sebelum tumpukan styrofoam menjadi warisan pahit bagi generasi mendatang.
Sumber:
https://www.researchgate.net/publication/313262843_Polystyrene_as_Hazardous_Household_Waste
https://epsole.com/what-is-styrofoam/